Senin, 11 Juni 2018

My Daily Make Up

Sejak kuliah, make up sudah menjadi bagian dari hidup saya. Rasanya, saya tidak percaya diri apabila tidak menggunakan make up. Saya menggunakan make up bukan karena ingin menarik perhatian (terutama laki-laki, so please stop thinking like that), melainkan untuk kesenangan saya pribadi. Sebelum masuk kuliah, saya tidak paham bagaimana cara menggunakan make up. Saya pun tidak merawat kulit. Saya hanya bermodal bedak tabur bayi. Namun, semakin dewasa, saya berpikir perlu untuk merias diri. Apalagi saya akan memasuki dunia kerja. Tentunya, saya harus memerhatikan penampilan.


Saya ingin berbagi langkah-langkah saya dalam ber-make up. Riasan ini selalu saya lakukan setiap ingin pergi ke kampus atau jalan-jalan. Bagi saya, make up ini cukup sederhana dan semoga dapat diterapkan oleh teman-teman. Selain saya memaparkan make up sehari-hari, saya juga akan membuat review singkat yang saya alami selama menggunakan produk make up tersebut.

1) Beauty Bliss BB Cream Emina (shade: natural)
Sumber foto: http://www.eminacosmetics.com/en/products/beauty-bliss/
Untuk alas bedak, biasanya saya menggunakan bb cream dari Emina. Saya jarang sekali menggunakan foundation karena rasanya terlalu berat di wajah untuk ukuran pergi ke kampus atau jalan-jalan. Beauty Bliss BB Cream Emina ini teksturnya nggak terlalu kental dan nggak terlalu cair juga. Saat diaplikasikan di wajah pun enak, ringan, dan mudah di-blend. Hasilnya, membuat wajah menjadi flawless. Produk ini memang tidak full coverage dalam satu kali pengaplikasian. Oleh karena itu, jangan harap produk ini akan menutup bekas jerawat atau kantung mata. Kalau mau menutup bekas jerawat atau kantung mata, dapat melakukan aplikasi mungkin lebih dari sekali. Untuk seharga Rp34.000,00., produk ini bagus banget. Akan tetapi, di wajah saya sekitar 3--4 jam biasanya langsung berminyak (maklum, karena tipe wajah saya normal to oily).

2) Marcks (shade: natural)
Sumber foto: https://shopee.co.id/Marcks-Bedak-Beauty-Powder-20G-Tempat-Spon-i.49591329.1039092728
Setelah menggunakan alas bedak, saya menggunakan bedak tabur dari Marcks. Bedak ini mudah didapatkan di toko kosmetik mana pun. Awalnya, saya tidak menggunakan bedak tabur ini. Namun, beberapa teman merekomendasikan bedak ini karena wajah saya cenderung mudah berjerawat. Dari beberapa review di media sosial, bedak Marcks memang sering disebut "solusi" bagi wajah-wajah bertipe acne prone. Setelah saya menggunakan bedak ini, saya memang merasa wajah saya jarang sekali berjerawat (mungkin hanya saat sedang stres atau pms). Bedak tabur ini nggak ada coverage-nya, tetapi membuat wajah menjadi lebih matte. Bedak Marcks yang saya gunakan ini kemasannya baru. Harganya pun lebih mahal dari kemasan lama, yakni sekitar Rp25.000,00.

3) Maybelline New York Clearsmooth All In One (shade: 03 natural)
Sumber foto: https://www.maybelline.co.id/face/powder/clear-smooth-all-in-one-twc
Setelah beberapa jam beraktivitas, biasanya saya touch up menggunakan bedak padat dari Maybelline ini. Bedak ini cocok banget untuk kulit saya yang berminyak. Setelah mengenakan bedak ini, saya merasa minyak di wajah terkontrol. Coverage-nya biasa aja, sih, karena tidak terlalu menutup semua bekas jerawat. Harganya juga cukup murah, yakni Rp65.000. Selain itu, bedak ini mudah didapatkan di mana saja. Kemasannya juga lucu. Hehehe.

4) The Face Shop Designing Eyebrow (shade: 05 dark brown)
Sumber foto: https://thefaceshop.ca/en/designing-eyebrow-pencil
Awalnya, saya menggunakan alis mata bubuk. Namun, lambat laun saya merasa alis bubuk tersebut justru membuat alis saya seperti Sinchan. Saya juga pernah menggunakan pensil alis, tetapi saya agak terganggu kalau harus meruncingkan pensil tersebut. Setelah melihat review dari beberapa beauty vlogger, saya merasa krayon alis dari The Face Shop cocok untuk ke-bm-an saya. Hehehe. Saya suka krayon alis tersebut karena tidak membuat alis saya terlalu tebal dan terlalu tipis (mungkin ini sesuai pemakaiannya). Warna krayon tersebut tidak langsung "keluar" banget sehingga saya bisa mengontrol penggunannya. Kemasannya cukup sederhana. Yang paling saya suka adalah krayon alis The Face Shop menyatu dengan spoolie brush-nya. Hehehe. Ekonomis, bukan? Spoolie-nya tidak keras dan sangat enak untuk nge-blend warna alis. Ibu dan kakak saya sering sekali meminjam spoolie ini. Harganya juga cukup murah, yakni Rp45.000.

5) Rollover Reaction (shade: saddie)
Sumber foto: http://www.rollover-reaction.com/shop-/10-saddie.html?search_query=saddie&results=3
Sejak jatuh cinta pada gincu, saya selalu suka gincu berwarna merah muda. Warna tersebut sangat mencerahkan dan menyegarkan kulit saya. Waktu itu--saya lupa tepatnya kapan--, saya melihat berbagai swatch lipstik dari Rollover Reaction. Saya jatuh hati pada shade prudence dan saddie. Namun, saya berpikir untuk mencoba satu warna terlebih dahulu, yaitu shade saddie. Ternyata, warnanya bagus sekali. Pink-nya tidak terlalu neon dan agak mauve (hehehe saya suka sekali warna mauve). Lipcream ini ringan di bibir, seperti tidak merasa pakai gincu. Aplikatornya juga enak dan mudah untuk mengaplikasikan produknya. Tekstur gincu sangat creamy sehingga mudah untuk diratakan. Hasilnya juga matte dan tahan lama. Kemasannya "kelas" banget. Awalnya, saya berpikir bahwa Rollover Reaction merupakan produk luar negeri. Ternyata, produk ini merupakan produk lokal! Untuk seharga Rp129.000, produk ini sangat layak untuk dibeli. Mungkin, saya akan membeli shade yang lain. Hehehe.

6) Emina Creammate (shade: 01 choco lava)
Sumber foto: http://www.eminacosmetics.com/en/products/creamatte/
Saya lupa sejak kapan mencintai gincu berwarna cokelat. Kala itu, saya melihat Gyanda Agtyani (Gyanda) dan Shella Sanjaya (Ochell) dari Youtube Female Daily Network mengaplikasikan gincu cokelat. Mereka terlihat cantik dengan warna bibir tersebut. Saya pikir, gincu cokelat memang cukup natural untuk bibir saya yang agak hitam. Saya pun mencari gincu cokelat yang harganya terjangkau. Ternyata, Emina memiliki produk lipcream berwarna cokelat, yakni Creamatte shade choco lava. Saat itu, harganya masih Rp45.000,00. Lipcream ini cukup tahan lama karena saya sering makan dan warna lipcream juga belum hilang. Namun, setelah makan masih tetap peachy sehingga memang perlu touch up. Saya tidak merasa menggunakan lipcream karena rasanya tidak berat di bibir. Kadang-kadang, warna cokelat di bibir justru membuat wajah terlihat tidak segar dan pucat. Namun, lipcream ini cocok untuk orang berkulit sawo matang seperti saya. Untuk seharga kurang dari lima puluh ribu, lipcream ini cukup worth to buy!

Inilah hasil make up sehari-hari saya.
Dalam foto ini, saya menggunakan produk nomor 1, 2, 4, dan 5. Make up ini cukup sederhana dan cocok untuk kuliah, acara keluarga, atau jalan-jalan (bersama teman atau pacar, mungkin? Hehehe). Semoga bermanfaat!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar