Senin, 29 Oktober 2018

Terbangnya Bapak

"Selamat pagi, Sayang."

Pagi itu, senyum Bapak sangat sumringah. Aku yang masih terkantuk berusaha menyanggupi membalas senyum Bapak. Terang saja, ini masih pukul tiga. Sebetulnya, aku sudah terbiasa dengan keadaan ini apabila Bapak harus terbang pagi-pagi sekali. Pekerjaan Bapak menjadi seorang pilot memang tak mengenal waktu.