Rabu, 04 Maret 2015

Review Film : 2014

Hallo. Hari ini tepat berakhirnya Pra - US (hahaha good bye sayangku) dan gue akan melanjutkan US di hari Senin (thank you, galan!!) Tepat hari ini pula, gue nonton film Indonesia yang berbau politik, untuk pertama kalinya. Karena, jarang banget film Indonesia yang berbau politik (soalnya politik itu sensitif banget buat dibahas). Nah, disini gue mau review film '2014'. Judulnya 2014 loh ya.

Cover film



Cuplikan film

Film 2014 ini di sutradari oleh Rahabi Mandra dan Hanung Bramantyo yang awalnya akan ditayangkan pada Agustus 2014, namun pada akhirnya mundur dan baru rilis pada 26 Februari 2015. Film ini dibintangi oleh Rizky Nazar (Ricky Bagaskoro), Ray Sahetapy (Bagas Notolegowo), Donny Damara (Khrisna Dorojatun), Maudy Ayunda (Laras), Atiqah Hasiholan (Iptu Astri), Rio Dewanto (Satria), dan Rudy Salam (Faisal Abdul Hamid).

Ricky Bagaskoro, seorang pelajar tingkat akhir yang tidak terlalu peduli terhadap politik.Ia bersikeras untuk terbang ke Papua karena ingin menjadi pengajar sukarelawan, sementara sang ayah, Bagas Notolegowo, dengan tegas menolak permintaan itu dan ingin Ricky melanjutkan studinya ke dunia perkuliahan. Bagas ini adalah salah satu kandidat calon presiden periode 2014-2019.

Suatu hari, Bagas dituduh telah membunuh seseorang di sebuah apartemen dan ia harus mendekam di dalam jeruji besi hingga kasusnya ini benar - benar clear. Ricky tidak tinggal diam. Disisi lain ia juga menyayangi sang Ayah. Ia pun mencari cara agar Ricky bisa membuktikan bahwa sang ayah tak bersalah. Akhirnya ia bertemu dengan Khrisna Dorojatun, seorang mantan pengacara yang terkenal dengan kejujurannya.

Ricky dan Khrisna dibantu Laras, anak dari Khrisna Dorojatun berusaha mencari cara agar bisa membebaskan Bagas. Tetapi, banyak pula rintangan yang harus dihadapi mereka. Iptu Astri, seorang polisi yang percaya bahwa Bagas tidak bersalah pun ikut membantu memproteksi keluarga Bagas. Mereka berspekulasi bahwa Faisal Abdul Hamid lah dalang dari semua ini dengan Satria sebagai perpanjangan tangan beliau. Hingga akhirnya ketika debat capres di sebuah stasiun televisi pun terungkap, ada sosok lain dalam kasus ini, '2014'.

Film ini adalah film 'mikir'. Butuh waktu yang cukup lama (buat gue) untuk memahami jalan cerita, karena sebenarnya kejutannya di ending film nya. Aktingnya pun oke, apalagi scene Iptu Astri dan Satria fighting di atap gedung. Komentar yang terlontar pada saat itu adalah, "itu kan istrinya sendiri.. tega banget dipukulin gitu,," (hahaha Atiqah Hasiholan dan Rio Dewanto adalah pasangan suami - istri). Tapi keren banget soalnya total. Sound effectnya juga, apalagi ada lagu sedih gitu pas scene Khrisna Dorojatun nya ditembak mati (spoiler). Gue juga salut sama Hanung dan Rahabi Mandra yang berani mengangkat cerita politik seperti ini. Karena film ini menggambarkan Indonesia banget : konspirasi dan KKN dimana - mana.

Sayangnya, karena manusia memang tak luput dari kesalahan. Ada beberapa cerita atau scene yang menurut gue agak nggak logis. Pertama, menurut gue nggak segampang itu juga Ricky bisa meluruskan opini publik hanya lewat twitternya dengan #KisahAyahSaya. Kedua, emang banci mau ya jadi agen rahasia gitu? Padahal kasusnya lumayan besar, apalagi menyangkut calon presiden yang membunuh seseorang.

Overall, film 2014 patut diacungi jempol karena film ini memiliki keberanian yang besar untuk menggambarkan dunia politik di Indonesia. Semoga generasi muda bisa lebih 'think and act' bukan hanya protes lalu demo aja terhadap politik di Indonesia. Tetap #BanggaFilmIndonesia ya!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar