Minggu, 19 Mei 2019

Tikus, Musuh Bersama di Setiap Rumah


Musuh terbesar di rumah adalah tikus!

Beberapa tahun belakangan ini, rumah saya selalu diteror oleh tikus-tikus. Sudah banyak cara dilakukan agar tikus bisa pergi dari hidup keluarga saya, mulai dari menggetok pakai sapu, menyebar lem tikus ke seluruh penjuru rumah, sampai memasang alat-entah-apa-namanya-yang-kata-bapak-saya-dapat-membuat-tikus-tidak-nyaman. Namun, semua terkesan gagal karena tikus masih terus merajalela di rumah saya!

Sebenarnya, seekor tikus pernah terperangkap di lem tikus yang bapak saya siapkan. Saya masih ingat betul betapa puasnya bapak melihat tikus berdecit tak berdaya. Saya sungguh tak tega, tetapi tikus sangat meresahkan! Jujur saja, saya benar-benar geli pada seekor tikus. Akan tetapi, baru satu tikus yang tertangkap baru dari sekian banyak tikus--yang entah ada berapa tikus di rumah ini. Hari-hari saya benar-benar tidak tenang.

Pernah suatu hari, seekor tikus sedang bertengger di jendela gudang. Saat itu, yang terlihat hanya ekornya saja. Saya buru-buru memanggil ibu dan bapak saya untuk melihat situasi. Namun, ternyata, kedua orang tua saya juga geli melihat tikus. Kami memutar otak bagaimana caranya agar dapat menangkap tikus tersebut. Mungkin, kami terlalu lama memikirkannya sampai tikus itu tiba-tiba meloncat entah ke mana dan sudah menghilang di tengah-tengah barang tak terpakai. Hari itu, kami gagal.

Hari ini, sahabat saya--Nadya--sedang berkunjung sekaligus berbuka puasa bersama di rumah saya. Setelah makan malam, kami berbincang di kamar. Tiba-tiba, ia melihat seekor tikus kecil lari dari lemari kebaya saya ke kolong ranjang. Saya langsung memanggil ibu saya agar beliau dapat membantu untuk mengusir tikus itu. Kebetulan bapak saya sedang tarawih di masjid sehingga kami mengandalkan girls power. Ibu saya bertugas sebagai tukang penggebuk ranjang tidur dengan sapu lidi; Nadya bertugas sebagai tukang semprot obat nyamuk; saya bertugas sebagai pemberi penerangan di sudut-sudut kamar; dan adik saya bertugas sebagai tukang demo di Bundaran HI--Demi Tuhan, dia berisik sekali.

Saya menemukan tikus kecil itu sedang berdiam diri di belakang lemari baju. Lalu, Nadya langsung menyemprotkan obat nyamuk ke arah tikus itu. Namun, tikus itu justru semakin menjauh dari jangkauan kami. Nadya tak gentar untuk menyemprotkan obat nyamuk hingga zat obat tersebut masuk ke tenggorokan kami. Hasilnya? Tikus itu berhasil kami keluarkan dari kamar, tetapi berlari menuju sudut ruangan rumah yang lain. Kami tetap senang karena telah berhasil melawan tikus, walaupun tenggorokan kami langsung gatal-gatal dibuatnya.

Keluarga saya tetap memiliki PR bersama: mencari tikus kecil itu yang berlari entah ke mana. Namun, saya lega. Tikus tersebut sudah tak ada lagi di kamar. Malam ini, saya bisa tidur dengan nyenyak. Semoga.



Thanks to Nadya Nurhafidzah and My Mom for helping me escape the nightmare tonight.

19 Mei 2019
21.49

Tidak ada komentar:

Posting Komentar